MENCEGAH PATAH HATI: APAKAH MUNGKIN?
Saya tidak akan pernah lupa di malam saat saya menangis
meraung-raung seolah-olah saya tidak mau berhenti menangis.
Akhirnya yang bisa saya ingat adalah ke tempat tidur dan menangis
sampai tertidur. Apakah Anda pernah patah hati? Apakah pada saat itu
Anda merasakan sakit yang amat sangat hingga rasanya Anda ingin mati
saja?
Rasa sakit dan luka bisa muncul dalam bentuk yang berbeda-beda,
tetapi rasa sakit yang muncul karena patah hati nampaknya adalah
luka yang paling parah. Bisa muncul kekecewaan yang mendalam saat
suatu hubungan harus putus di tengah jalan.
Apakah mungkin kita menjalin cinta tanpa mau terluka? Tentu saja.
Apakah ada hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah patah hati?
Ya. Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegahnya. Namun,
Anda tidak bisa menghindarkan diri dari patah hati bila Anda
memberikan hati Anda kepada seseorang. Semakin dalam relasi itu,
semakin besar kemungkinan untuk merasakan sakit atau sukacita.
Sayangnya, kita hidup di suatu dunia di mana ada banyak relasi cinta
yang dijalin dengan bebas. Integritas ilahi sering kali tidak
menjadi bagian dalam suatu relasi cinta, dan berbagai konsekuensi
serta patah hati menjadi tak terelakkan. Bila pernah ada masa di
mana kita memerlukan suatu panduan untuk menjalin cinta, maka
sekaranglah masa itu! Bila opera sabun yang ditayangkan televisi
menjadi standar kita, maka kita berada dalam masalah besar.
Mengikuti beberapa kebenaran dasar dari firman Allah adalah jawaban
untuk mencegah patah hati. Siapakah yang harus Anda ajak untuk
berkencan? Siapakah yang harus Anda terima? Siapakah yang boleh Anda
ajak untuk menghabiskan waktu? Hanya ada satu kunci utama dalam
masalah menjalin cinta. Bila Anda adalah orang percaya, maka Anda
harus berpacaran dengan orang Kristen pula.
Allah berfirman, "Janganlah kamu menjadi pasangan yang tidak
seimbang." Karena berpacaran sering kali bertujuan untuk pernikahan,
maka jangan pernah berpacaran dengan seseorang yang bukan orang
percaya. Selain itu, "Teman yang tidak baik merusak moral." Anda
bisa saja berpikir bahwa Anda hanya bersenang-senang dan Anda tidak
pernah ingin menikahi orang yang Anda pacari. Saya pernah mengenal
orang-orang yang mulai berpacaran dengan seseorang hanya untuk
bersenang-senang, tetapi akhirnya menikahinya. Dengan amat menyesal,
mereka mengakui bahwa mereka telah melakukan kesalahan yang sangat
besar. Berhati-hatilah terhadap orang yang Anda ajak untuk
menghabiskan waktu bersama.
Kunci untuk pernikahan yang sehat adalah rasa hormat. Oleh sebab itu
salah satu tujuan terbesar dalam berpacaran haruslah rasa hormat.
Bila Anda tidak menghormati orang yang Anda pacari dan bila mereka
juga tidak menghormati Anda, maka putuskan hubungan Anda saat ini
juga!
Sering saya mendengar seorang wanita yang menceritakan bahwa
pacarnya tidak menghormatinya dan pria itu sangat menekan dia dalam
masalah seks. Ini adalah masalah klasik yang terus-menerus membuat
para wanita patah hati. Bagaimana Anda menjaga hati Anda? Salah satu
cara adalah dengan "mengendalikan gairah muda". Bila Anda bermain
api, maka Anda akan terbakar.
Sebagai orang Kristen, Anda harus memiliki kesadaran atas kesucian.
Banyak hal yang bisa dikatakan dalam hal ini, tetapi kuncinya adalah
kekudusan. Alkitab dengan jelas mengatakan, "Kuduslah kamu sebab
Aku, Tuhan Allahmu, kudus." (Imamat 19:2) Ini termasuk apa yang Anda
lihat, apa yang Anda baca, bagaimana Anda berpakaian, dan tentu saja
dengan siapa Anda menghabiskan waktu.
Bila Anda kudus dalam berpacaran, maka kecil peluang Anda merasakan
patah hati. Doakan selalu setiap relasi yang Anda jalin. Mintalah
kepada Allah untuk menunjukkan ke mana relasi itu harus berjalan.
Perlakukan mereka seperti Anda ingin diperlakukan.
Jagalah supaya relasi itu kudus. Jagalah supaya relasi Anda
sederhana. Jagalah supaya relasi Anda dijalani dengan tangan yang
terbuka. Minta Allah untuk menggunakan Anda sebagai alat untuk
membawa seluruh teman-teman Anda datang kepada Tuhan. Jujurlah
kepada diri sendiri dan tentu saja jujurlah kepada orang yang
berpacaran dengan Anda. Bila orang yang berpacaran dengan Anda
mencoba untuk mengelabuhi Anda dengan berpura-pura sebagai orang
Kristen, tetapi itu hanya untuk mencuri hati Anda saja, mintalah
kepada Tuhan untuk menunjukkan kepada Anda siapakah dia yang
sebenarnya.
Seorang wanita menceritakan kepada saya tentang luka hatinya yang
amat dalam karena terburu-buru menikah. "Tolong katakan kepada
setiap orang yang belum menikah supaya mereka tidak dibutakan oleh
pikiran bahwa pria yang mereka pacari adalah orang beriman padahal
sebenarnya tidak. Saya terlalu cepat menikahi suami saya. Saya pikir
dia adalah orang percaya, dan sekarang saya tahu saya sangat salah.
Lebih baik melajang daripada hidup dalam pernikahan yang keliru."
Apakah mungkin menghindari patah hati? Tidak ada jaminan. Tetapi ada
cara-cara untuk mencegah sakit supaya tidak menghancurkan hidup
Anda. Dalam setiap relasi yang Anda jalin, berjalanlah di jalan yang
benar yang berkenan di hadapan Tuhan. Ya, saya pernah patah hati
berkali-kali, tetapi puji Tuhan, Ia sangat dapat dipercaya. Bila
saya renungkan lagi masa lalu saya, saya sangat bersyukur atas
relasi yang pernah putus karena bila tidak, maka saya dihadapkan
pada pernikahan yang salah.
Tunggulah di dalam Allah. Percayalah kepada Allah. Serahkanlah
harapan, sukacita, dan mimpi-mimpi Anda kepada Allah. Bila Ia ada di
tempat yang terutama, maka menikah atau tidak, Anda akan memiliki
damai yang tidak dapat diambil oleh seorang pun atau apa pun juga.
(t/Ratri)
Diterjemahkan dari:
Nama situs : CBN.com
Judul asli artikel: Preventing a Broken Heart: Is It Possible?
Penulis : Kathleen Hardaway
Alamat URL : http://www.cbn.com/family/datingsingles/hardaway_frogs.aspx
========== TELAGA ==========
Kepedihan yang timbul karena patah hati bisa sangat melukai orang
yang mengalaminya sehingga terkadang bisa menimbulkan reaksi yang
berkepanjangan. Lalu, apa yang bisa dan seharusnya kita lakukan bila
kita atau orang yang kita kasihi ini patah hati? Ringkasan
tanya-jawab dengan Pdt. Paul Gunadi berikut ini, kiranya bisa
menjawab pertanyaan di atas. Selamat menyimak.
PATAH HATI
------
T : Apakah yang disebut dengan patah hati itu?
J : Patah hati merupakan reaksi terhadap putusnya relasi cinta. Ada
beberapa gejala yang sering kali dikaitkan dengan patah hati,
yaitu murung, tidak bersemangat menghadapi hidup, atau bahkan
ada yang menjadi sangat khawatir akan masa depannya. Ada juga
yang bereaksi marah dan frustrasi, melakukan hal-hal yang salah
yang tidak dipikirkan panjang, atau ada di antara mereka yang
kehilangan arah hidup. Reaksi-reaksi ini biasanya merupakan
wujud dari bergejolaknya jiwa yang disebabkan oleh patah hati
itu.
------
T : Apakah gejala itu tidak sama pada pemuda dan pemudi, walaupun
mereka sama-sama mengalami patah hati?
J : Ternyata memang tidak selalu sama. Ada yang cenderung murung,
tapi ada yang cenderung frustrasi dan marah, jadi biasanya
reaksi itu bisa dipengaruhi oleh kepribadian kita secara umum.
------
T : Kalau sejak awal sebenarnya salah satu dari mereka itu sudah
tidak berniat untuk meningkatkan hubungan mereka pada tingkat
pacaran, apakah itu bisa dikatakan sebagai patah hati?
J : Relasi cinta didirikan di atas dua pribadi, bukan satu; tidak
bisa bertepuk sebelah tangan. Jadi harus ada kesediaan dari
kedua belah pihak untuk membina atau melanjutkan hubungan ini.
Sifat dari cinta itu menyatukan, jadi waktu kita mencintai
seseorang, kita disatukan dengan orang itu. Orang tersebut masuk
menjadi bagian dari diri kita, bagian dari hidup kita dan kita
tidak lagi hidup sendiri. Meskipun secara fisik kita masih
sendiri dan belum menikah dengan dia, namun sesungguhnya secara
emosional kita telah melebur menjadi satu dengan dia. Putus
cinta seolah-olah seperti orang yang kita kasihi tersebut
direnggut atau ditarik keluar dengan paksa dari dalam hati kita,
ini benar-benar akan merobek-robek hati. Yang membuat patah
hati itu begitu menyakitkan dan berkepanjangan adalah efek
setelah dirobek, yaitu terciptanya lubang yang besar dalam hati
kita yang akhirnya menimbulkan rasa hampa dalam diri kita dan
ini yang harus kita hadapi hari lepas hari.
------
T : Apakah luka atau lubang itu pada saatnya nanti bisa sembuh?
J : Seyogianya akan sembuh seiring dengan berjalannya waktu. Namun,
kadang kala yang terjadi adalah komplikasi, misalnya hendak
bunuh diri atau bahkan benar-benar bunuh diri dan membunuh
pasangannya. Ada lagi yang menjadi lumpuh secara sosial, secara
mental tidak bisa keluar rumah, tidak bisa menghadapi orang,
mengurung diri di kamar, tidak bisa bekerja. Ada juga yang tidak
lagi memunyai kepercayaan diri, benar-benar meragukan dirinya,
apakah dia masih berharga, tidak lagi percaya pada
pertimbangannya bahwa saya ini bisa salah, saya ini pasti juga
keliru. Ada juga yang kehilangan penghargaan dirinya,
benar-benar merasa seperti sampah, tidak lagi memunyai nilai.
------
T : Dan biasanya problem sampingan itu menimbulkan dampak yang jauh
lebih negatif?
J : Betul sekali, kalau komplikasi ini tidak terawat akhirnya
menjadi problem yang lebih serius, misalnya, ada orang yang
gelap mata membunuh mantan kekasihnya. Mengapa? Penyebabnya
adalah merasa dirugikan. Contohnya adalah sudah adanya hubungan
seksual. Biasanya ini lebih sering dialami oleh para wanita,
sebab mereka sudah memberikan tubuh mereka kepada pacarnya,
kemudian pacarnya meninggalkannya. Tidak bisa tidak wanita ini
akan mulai berpikir, nanti bagaimana, siapa yang akan bersedia
menikahinya, apakah harus mengakui problemnya ini kepada orang
lain. Dirugikan yang lain, misalnya ada orang yang merasa
diperdaya, karena dia sudah begitu percaya, tahu-tahu
pasangannya memunyai pacar lain. Ada juga yang merasa
dimanfaatkan, bertahun-tahun berpacaran harus mengeluarkan
banyak biaya, mengongkosi pacarnya, dsb., namun kemudian
ditinggalkan begitu saja. Yang lainnya ada yang merasa
kehilangan kesempatan emas. Artinya dia melihat pasangannya ini
adalah hadiah yang terbaik yang dia peroleh selama hidup ini,
namun kemudian hadiah terbaik itu menolak dia, meninggalkan dia,
dan dia tidak lagi memunyai kesempatan emas bersama dengan orang
yang dia dambakan atau idealkan ini. Bisa jadi sebagai reaksinya
adalah mau bunuh diri; hidupnya benar-benar hancur dan tidak
lagi merasakan adanya harapan untuk masa depannya.
------
T : Sebenarnya apa yang disarankan kalau ada pemuda atau pemudi yang
mengalami patah hati?
J : Sebagaimana hal lainnya dalam hidup, kita pun perlu menempatkan
patah hati dalam kerangka pimpinan Tuhan. Maksudnya, tidak ada
sesuatu yang terjadi di luar kuasa atau izin Tuhan, termasuk
putus atau ditinggalkan pacar kita. Ada dua prinsip dari
pernyataan ini. Pertama, pemahaman bahwa Tuhan memimpin kita.
Sesungguhnya kita harus mengajukan pertanyaan, apakah Tuhan
berkenan dengan hubungan ini. Tuhan tidak berkenan kita bersama
dengan orang yang tidak seiman, meskipun kita anggap tidak
apa-apa. Tuhan juga tidak berkenan pada hubungan yang penuh
dengan tipu muslihat, kebohongan-kebohongan, atau pasangan kita
memunyai kehidupan yang tidak bermoral. Kalau memang kita tahu
Tuhan tidak berkenan, terima fakta ini sebagai cara Tuhan
memisahkan kita dari ikatan yang Tuhan tidak kehendaki. Namun,
jika kita berkata hubungan ini Tuhan perkenan, pacar kita juga
anak Tuhan, dan relasi kita baik-baik saja, namun akhirnya putus
juga, maka kita terima fakta ini sebagai bagian dari pimpinan
Tuhan atas hidup kita yang kita tidak mengerti. Pertanyaan
berikutnya adalah apakah Tuhan sedang memperlihatkan sesuatu
kepada kita. Maksudnya, mungkin sekali kita berandil dalam
putusnya relasi ini, tapi mungkin juga tidak. Jika kita akui
kita berandil, kita terima meskipun harus melalui kepahitan
dalam menerimanya. Atau jika kita memang tidak berandil, kita
akui kita tidak berandil. Dia yang lemah, yang akhirnya
meninggalkan kita. Kita lihat pasangan kita dengan objektif,
tidak perlu ditutup-tutupi, tidak perlu dibesar-besarkan, tidak
perlu dikecil-kecilkan, kemudian ampuni dia.
------
T : Kalau kita sebagai orang tua melihat anak kita sudah mulai
pacaran, apakah benar kalau kita mengatakan bahwa dia juga harus
menyiapkan dirinya untuk mengalami patah hati?
J : Sekali-sekali kita berbicara begitu tidak apa-apa, yang penting
jangan terus-menerus mengatakannya sebab bisa menciptakan
ketakutan yang irasional pada anak kita. Namun pada prinsipnya,
orang yang mencintai perlu siap untuk terluka, itu tidak bisa
dihindari. Bahkan dalam pernikahan kita, kadang-kadang kita
terluka gara-gara kita terlibat dalam sebuah hubungan yang
sangat pribadi, sangat-sangat dekat dengan hati kita, kita
mencintai istri kita atau suami kita. Jadi orang yang tidak siap
untuk terluka dan tidak mau, misalnya sampai harus sakit hati,
ya tidak bisa menjalin hubungan cinta.
------
T : Bagaimana kita bisa memberikan semangat supaya dia mau memulai
lagi dan tidak merasa jera dengan pengalamannya itu?
J : Pertama, kita memang mesti peka dengan kondisinya sekarang ini.
Kalau dia berada dalam kondisi yang tidak siap, sebaiknya kita
tidak memaksakan melewati kemampuannya saat ini. Tapi kalau
memang kita merasa ini berlama-lama dan terlalu panjang, kita
perlu mengajaknya bicara dan menggali apa yang sebetulnya dia
takuti, apa yang menjadi masalahnya sekarang ini. Mungkin ada
hal-hal lain yang telah terjadi yang membuat pemuda atau pemudi
itu merasa dirugikan sekali. Dari situ barulah kita bisa
membantunya untuk keluar dari jeratan itu.
------
T : Ada pasangan yang masih pacaran, sekalipun mereka sudah berpisah
tapi mereka itu bertekad untuk tetap menjalin hubungan baik,
sehingga masih tetap berhubungan dengan orang tuanya, sering
telepon, dsb.. Akibatnya luka itu tidak sembuh-sembuh?
J : Itulah sebabnya setelah putus, penting sekali kedua belah pihak
itu bisa dengan realistik menentukan langkah berikutnya. Jika
satu pihak tidak bersedia untuk melanjutkan kontak sebagai
teman, pihak yang satunya seyogianya menghormati karena bisa
memperpanjang luka.
------
T : Kadang-kadang masih tebersit harapan siapa tahu nanti masih
berbaikan kembali?
J : Betul, kadang-kadang itu yang muncul. Ini membawa kita kepada
poin berikutnya, yaitu kadang-kadang orang berkata: "O ...,
Tuhan pasti punya kehendak dan Tuhan akan menggantikan dengan
yang lebih baik." Penghiburan ini kurang tepat, sebab belum
tentu Tuhan akan memberikan secepat itu, atau sebaik, atau pun
yang lebih baik dari itu. Obat penawarnya adalah di Roma 8:28,
"Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi
Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana
Allah." Apa pun perasaan kita, seperti tidak ada harapan lagi,
kosong, atau merasa ditinggalkan oleh Tuhan, kita mesti
mengingat bahwa Tuhan sedang bekerja melalui peristiwa ini.
Tujuan dari segalanya adalah untuk mendatangkan kebaikan bagi
kita.
------
T : Jadi dalam kondisi patah hati, kita bisa menganjurkan agar
mereka itu justru lebih dekat dengan Tuhan?
J : Betul, bersandar kepada Tuhan dan di sinilah iman bertumbuh
sebab kalau kita mendapatkan terus yang kita inginkan, iman
sulit bertumbuh. Iman bertumbuh justru di tengah-tengah
ketidakjelasan. Jika kita tetap bersandar, percaya Tuhan akan
mendatangkan kebaikan, dan Tuhan terlibat atas semua ini, di
situlah iman kita pada Tuhan bertumbuh.
Diterjemahkan dari:
Nama situs : Paul Murphy Books.Com
Judul asli artikel: How Do You Mend A Broken Heart?
Penulis : Bianca Buenaventura